Jalan Menembus Penerbit Mayor
www.andipublisher.com
Tiada
hari tanpa belajar, alhamdulillah malam ini kembali saya bersyukur masih diberi
kesehatan dan kekuatan untuk mengikuti setiap perkuliahan kelas menulis bersama
para narasumber hebat, malam ini meski fisik cukup lelah sepulang sekolah dan
disela sela persiapan menyempurnakan dokumen dokumen untuk akreditasi ulang sekolah,
saya tetap menyempatkan diri menimba ilmu dari perkuliahan rutin kelas menulis
di WAG.
Malam
ini materinya pasti menarik karna narasumberna adalah seorang Direktur
Penerbitan besar di Jogjakarta, yaitu pak Joko Irawan Mumpuni. Dan perkuliahan
ini tersenggara berkat kerjasama PGRI
dan penerbit ANDI, dan untuk diketahui bahwa penerbit Andi memang konsen
dengan penerbitan buku pendidikan. Jadi pas banget deh.
Diawal perkuliahan, pak Joko menceritakan
sedikit awal mula mengenal dunia tulis menulis. Ternyata sudah dimulai dari
usia dini, pak joko sudah mulai belajar menulis sejak kelas 1 SD kala guru SD
beliau memberi pelajaran tentang menulis.
Berikutnya pak Joko panjang lebar menjelaskan tentang seluk beluk dunia penerbitan. Yang pertama beliau menjelaskan tentang Produk buku yang beredar di pasaran, penulis sebaiknya sejak awal memastikan tipe dan kelompok buku apa yang akan ditulis. Kelompok buku diseluruh dunia lazim di gambarkan dalam Skema Seperti sirip ikan, buku teks dan buku non teks.
Buku
Teks dibagi menjadi 2 bagian, yaitu buku teks pelajaran yaitu buku teks yang
dipergunakan sebagai bahan ajar dari tingkat TK sampai SMA/SMK, dan yang kedua buku
teks perguruan tinggi yang dikeluarkan dikti adalah buku teks yang dipergunakan
mahasiswa, karna banyaknya bidang atau jurusan maka buku dikti juga dibagi
menjadi 2 yaitu buku eksak dan buku non eksak.
Yang
kedua adalah kelompok buku non teks. Buku non teks dibagi juga dalam dua kelompok besar yaitu
buku fiksi dan buku non fiksi. Contoh buku fiksi adalah cerpen, kumpulan
cerpen, novel, kumpulan puisi dll.
contoh non fiksi antara lain buku anak, buku aktifitas anak, pengetahuan umum,
dsb.
Apakah
boleh buku ditulis oleh lebih dari satu orang penulis? Pak Joko menjelaskan
bahwa penulisan sebuah buku boleh ditulis oleh satu orang penulis atau satu
buku ditulis lebih dari satu orang penulis. Berikut adalah contoh buku yang
ditulis satu penulis, dua penulis, dan banyak penulis. Dan berikut contoh buku
yang diterbitkan penerbit ANDI.
1. bekerjasama dengan banyak lembaga, akan mudah
dalam memasarkan, minimal akan dibeli lembaga yang mendukun terbitnya buku
tersebut.
2.
Buku yang bekerjasama dengan kampus,
logo bukunya ada dua, penerbit dan kampus, artinya buku tersebut selain
diedarkan keseluruh indonesia terutama digunakan kampus tersebut, jadi tiap
tahun sudah jelas pasarnya.
3.
Ada juga satu buku yang ditulis
konsorsium penulis, kerjasam penerbit ANDI dengan UGM. dalam buku ini ditulis
oleh 20 penulis, masing masing penulis mempunyai kewajiban menulis satu bab. Namun
buku ini mesti ada editor konten yang menentukan batang tubuh, berapa bab? Dan berapa
pasal?. Ini menarik karna saling mengajak dan saling mengingatkan untuk
menyelesaikan tulisan tepat waktu.
Nah
, sebagai berdasarkan pengetahuan kita sebagai penulis, kita masuk di level
manakah?
Pak
Joko menjelaskan bahwa tugas para penulis itu sangat mulia dalam indutri
penerbitan, dimana di penerbit mayor ada
banyak orang yang terlibat seperti ratusan karyawan penerbit , karyawan pabrik
kertas, pengiriman dll, sehingaa meski baru satu buku yang baru diterbitkan
dipenerbit mayor, akan menggerakkan roda perekonomian mereka, membantu mereka
tetap mendapatkan penghasilan setiap bulannya, yang mana itu digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga seperti biaya anak sekolah, rekreasi dll.
Seperti
apa tingkat literasi diindonesia saat ini? Faktanya Saat ini tingkat literasi
di indonesia masih rendah di negara Asia, seperti Jepang dan Singapura bahkan
di bawah Vietnam. Apa yang menjadi
penghambat pertumbuhan industri penerbitan/ Atau literasi di indonesia
sebenarnya?
- 1.
Kurangnya minat baca, orang indonesia
lebih senang menghabiskan waktu senggang untuk menonton dibandingkan membaca, saya sendiri selama ini lebih banyak baca sosmed darpada membaca buku, puluhan buku tertata rapi di lemari karna jarang disentuh pemiliknya hehe
- 2.
Kurangnya minat tulis, kebanyakan orang
indonesia senang ngomong, senang ngobrol tapi kurang minat menulis. Padahal kalau
ngobrol bisa puanjang kali lebar tapi saat menulis terbata bata karena tidak
terbiasa menulis, jadi kuncinya mulailah menulis!. nah ini saya banget, nulis caption di status IG dan FB saja terbata bata, tapi sekarang bismillah mulai membiasakan diri menulis. apapun ingin saya tulis dan semoga nanti bisa anak saya baca dan tiru apa yang telah umminya mulai.
Bagaimana alur naskah
sejak dari penulis hingga buku sampai di toko buku? bila diterbitkan di
penerbit ANDI, berikut alurnya:
- Penulis mengirimkan pengajuan naskah
buku ke penerbit untuk diterbitkan
- Berikutnya penerbit akan menilai naskah tersebut akan melihat apakah naskah tersebut dapat diterbitka atau belum tanpa menilai apakah naskah tersebut salah atau benar, naskah tersebut baik atau tidak baik.
- Selanjutnya akan ada dua jawaban yang akan diterima penulis, diterima atau ditolak
- Bila diterima maka penerbit akan meminta penulis mengirimkan naskah lengkap dan melakukan tanda tangan kerjasama dengan penulis untuk pembayaran royalti dll.
- Dan tidak perlu khawatir, bila naskah
diterima di penerbit andi, penerbit andi memiliki puluhan editor yang siap
mengedit salah tulis atau kurang titik koma, dan penerbit juga yang akan
menentukan cover supaya menarik dan layak jual.
Pak Joko juga berpesan
kepada peserta kelas menulis agar Penulis juga harus pandai dalam memilih
penerbit yang baik,apa saja ciri penerbit yang baik? baik penerbit mayor maupun
penerbit minor. Berikut ciri ciri penerbit yang baik ;
- Memiliki visi dan misi yang jelas. Penerbit Andi memiliki visi
dan misi menerbitkan buku pendidikan.
- Memiliki business core lini produk tertentu
- Pengalaman penerbit sudah berapa lama? Penerbit
Andi berusia 40 tahun
- Jaringan pemasaran, penerbit Andi
memiliki 48 kantor cabang skala nasional.
- Memiliki percetakan sendiri
- Keberanian mencetak jumlah eksemplar
- Kejujuran dalam pembayaran royalti,
Apa saja yang dinilai
oleh penerbit agar tulisan kita dapat diterbitkan atau memiliki pasar untuk
diterbitkan, Sistem penilain di penerbit sebagai berikut:
-
Editorial = bobot 10%
-
Peluang dan potensi pasar = bobot
50%-100%
-
Keilmuan = bobot 30%
-
Reputasi penulis = bobot 10%-100%
Naskah apa saja yang akan diterbitkan?
1. Tema tak populer tetapi penulis populer .
2.Tema populer meskipun penulis tidak populer.
3. Tema populer dan penulis juga populer.
Bagaimana menentukan tema populer ? teman teman bisa mencari di google trend, tema apakah yang saat ini paling banyak dicari.
Kesimpulan perkuliahan malam ini adalah menulislah karna menulis itu pekerjaan mulia. Menerbitkan buku dipenerbit minor atau bahkan mayor tidak sesulit yang kita bayangkan. Kalau kata om Jay, menulislah dan terus menulis maka saksikan kejaiban keajaiban setelahnya.
Mantap Ibu resume nya, enak dibaca. .
BalasHapusAlhamdulillah, trimaksih ibu siti sudah mampir di blog saya, kapan kapan mampir ke bengkulu ya bu
HapusKerennn resumenya, sangat lengkap.
BalasHapusTrimakasih Bu min sudah mampir
HapusMantaaap bu
BalasHapusTrimakasih, masih belajar
HapusOke, sudah pas dan sesuai materi tadi malam. Lanjut menulis lagi Bu!
BalasHapusSiap belajar pak ketua,thank you sudah mampir
HapusGood job
BalasHapusthanks alot
HapusResume lengkap dan gercep, sukses
BalasHapuslagi semangat bu hehe
HapusLuar biasa untuk resume yg gercep... sukses yah bu..
BalasHapusmakasih bu tini sudah berkenan mampir
HapusJoss sekali...
BalasHapusLengkap..
dan saya dapat ilmu baru...
Makasih pak Indra sudah berkenan mampir
Hapussemoga sukses
BalasHapusAamiin, makasih om jay, seneng banget om jay berkenan mampir. mohon bimbingannya ya om
HapusLengkap resumenya sukses terus
BalasHapustrimakasih suda berkenan mampir pak budi
Hapus